CIPASUNG, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung Jawa Barat KH Ahmad Bunyamin Ruhiat, MSi menilai bahwa Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang Jawa Timur tidak sah karena melalui proses yang tak sah. (Baca juga: Forum Lintas PWNU Tuntut Muktamar Ulang, Probolinggo Siap Jadi Tuan Rumah)
”Dari Tatibnya saja sudah tak benar. Jadi karena prosesnya tak benar, maka hasilnya tak sah,” kata adik kandung KH Ilyas Ruhiat, Rais Am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1992-1999 atau era KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum PBNU itu. (Baca juga: Rais Am dan Ketua Umum NU Produk AHWA Cacat Hukum)
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Menurut dia, Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang itu adalah Muktamar NU terburuk sepanjang Muktamar NU yang pernah dia ikuti. ”Kalau Muktamar NU di Cipasung, karena ada intervensi pemerintah. Tapi sekarang ini kan sesama NU kok seperti itu. Dari Muktamar Donohudan, Muktamar Makassar, maka Muktamar NU di alun-alun itu adalah yang terburuk,” kata A’wan PBNU yang kini sudah demisioner ini. (Baca juga: "Muktamar Jombang, Muktamar Terburuk Sepanjang Sejarah")
Ia juga tak habis pikir terhadap proses pemaksaan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) sebagai pemilihan Rais Am Syuriah PBNU. ”Sejak awal sudah ada indikasi pemaksaan. Mulai dari registrasi sampai proses pemilihan Rais Am dalam Muktamar. Misalnya, ada forum syuriah, padahal sudah ada komisi organisasi. Tapi komisi organisasi yang memutuskan pelaksanaan AHWA ditunda pada Muktamar akan datang tak dihiraukan. Yang dipakai forum syuriah,” kata Kiai Ahmad Bunyamin rinci.
Rais Syuriah PCNU Tasikmalaya ini menilai ada kekuatan politik yang ikut bermain dalam Muktamar NU yang diwarnai kericuhan itu. Ia bahkan menyebut KH Ma’ruf Amin adalah seorang politisi. ”Dulu PKB lalu pindah ke PKNU,” katanya. (Baca juga: muktamar-nu-apa-muktamar-pkb-pbnu-kenapa-diam" style="background-color: initial;">Gus Solah: Banyak Pertanyaan, ini Muktamar NU apa Muktamar PKB, PBNU Kenapa Diam?)
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Kiai Ma’ruf Amin memang banyak aktif dalam politik praktis. Ia memulai karir politik sebagai Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta. Kemudian, ia menjadi anggota MPR RI. Ia lalu menjadi Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lalu pindah ke Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Kemudian pindah lagi ke PKB.
Kiai Ahmad Bunyamin mengaku mendukung langkah PWNU dan PCNU yang merasa didzalimi oleh PBNU dan Panitia Muktamar NU ke-33 untuk menggugat ke pengadilan. Sebab, menurut dia, Muktamar NU di alun-alun Jombang itu penuh dengan rekayasa. ”Pandangan umum terhadap Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PBNU saja gak ada. Padahal banyak sekali yang peserta yang ingin memberi tanggapan,” katanya.
Menurut dia, banyak peserta Muktamar NU yang ingin menanggapi soal masuknya paham Syiah ke dalam NU. Tapi pimpinan sidang pleno LPj tak memberi kesempatan. “Langsung diketok diterima aja,” katanya tak habis pikir. (Baca juga: 27 PWNU Tolak LPj, Anggap Sidang Pleno Direkayasa)
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
”Pokoknya semua sudah disetting,” katanya. Akibatnya peserta Muktamar kecewa. Mereka lalu pindah ke Pesantren Tebuireng untuk melakukan konsolidasi dan istighatsah. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News